*HALAQOH TOKOH LINTAS AGAMA KEC.KALISAT*




Pemaparan hasil rapat dari Kepala KUA, bapak H. Mulyadi.
Bila kita berkelompok dan bersama pasti ada yang berbeda. Maka kegiatan halaqoh seperti ini bisa menjadi forum untuk menyatukan persepsi dalam perbedaan.
Acara halaqoh lintas agama seperti ini adalah wujud nyata dari upaya kita untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di tengah keragaman agama dan keyakinan yang ada di masyarakat kita.

Kita semua menyadari, bahwa di tengah perbedaan keyakinan yang kita anut, terdapat nilai-nilai universal yang dapat kita pegang bersama, seperti kasih sayang, kedamaian, dan kemanusiaan. Nilai-nilai inilah yang perlu terus kita jaga dan kembangkan demi terciptanya masyarakat yang lebih damai, harmonis, dan berkeadaban.

Acara ini juga menjadi momen penting bagi kita untuk saling bertukar pikiran, memahami satu sama lain, dan merayakan perbedaan sebagai kekayaan yang mempersatukan, bukan memisahkan. Semoga dari pertemuan ini, kita dapat memperkuat komitmen kita untuk bersama-sama menjaga kerukunan, serta membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita.

Dari audien yang notabene ormas Muhammadiyah Ust H. Anwari  mengungkapkan tentang ada perbedaan persepsi masyarakat dengan pemerintah terkait dengan isu aturan uud contoh penerapan alat kontrasepsi bagi anak, penghapusan pelajaran agama di lembaga pendidikan, minuman minuman keras, pil ekstasi, narkoba dijual bebas disekolah sementara bandarnya aman tidak ada penanganan, dan masalah pengangkatan pemimpin harus yang mumpuni dibidangnya begitu menurut menurut belio.

Lalu dilanjut oleh ormas MWC NU Lora Agus perampokan atau pencurian didaerah Kalisat masih marak, perbedaan keyakinan juga hendaknya tidak sampai kebatas mengkafir kafirkan yang pada ujungnya berstatmen halal darhnya, yang tidak kalah penting lagi menurut perwakilan MWC NU Lora Agus Kalisat adalah sebisa mungkin ormas atau aparat negara agar bisa membatasi diacara Pargoy disaat musim Karnaval meliputi suara sound-nya yang mengganggu masyarakat, joget joget campur baurnya laki laki dan wanita, tidak tau batas waktu dan menjadikan generasi muda terdoktrin dengan budaya yang menyimpang dari ajaran ajaran agama.

Lalu dari fihak penyuluh agama fungsional Ust Mohammad Zaenuri  sendiri memberikan tambahan tentang moderasi hendaknya di Amaliah saja sementara toleransi di ketuhanan saja, begitu imbuhnya...
#PEWARTA M HOLIL *

Post a Comment

0 Comments