Prioritasonline.com.Jember.
Satreskrim Polres Jember berhasil menguak teka teki dugaan penganiayaan disertai kekerasan seksual.
Pada awal bulan lalu, ramai diberitakan seorang nenek, menurut pengakuannya telah dilukai dan telah diperkosa oleh seseorang. Namun setelah dilakukan olah TKP oleh pihak Kepolisian di temukan adanya banyak kejanggalan, akhirnya terkuak kejadian yang sebenarnya.
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengungkapkan pada awak media saat press konference,
" pihak kepolisian pada tanggal 4 Desember 2019 lalu mendapat laporan pengaduan dari bu Sumirtuk (60) berkaitan dengan adanya kekerasan seksual, hasil olah TKP menunjukan bahwa ada bercak darah dipakaian dan seprai, itu adalah darah bu Sumirtuk," ucap Kapolres
Namun sambung Kapolres, setelah dilakukan visum tidak ditemukan tanda tanda adanya kekerasan seksual misalnya robek atau perlakuan kegiatan tersebut, setelah dilakukan olah TKP secara mendalam, didapati kejanggalan yaitu,
" adanya aliran darah dari leher ke dadah, berarti kala itu korban posisi duduk, seharusnya kalau terjadi pemerkosaan, dalam keadaan terlentang darah akan mengalir ke belakang bukan kebawah (dada)
berarti tidak ada korelasi yang disampaikan korban dengan alat bukti yang kami temukan," urai Kapolres.
Sehingga pihak kepolisian melakukan interogasi dan pemeriksaan secara intensif akhirnya yang bersangkutan (ibu Sumartik) mengakui bahwa dia membuat laporan palsu hingga nekat melukai dirinya dikarenakan adanya hutang piutang sebesar 10 juta,
" dengan demikian bu Sumartik saya jadikan tersangka, karena telah membuat pengaduan palsu dan dikenakan pasal 220 KUHP dengan ancaman hukuman 1 (tahun) 4 (bulan)," tegas Kapolres.
Atas kejadian tersebut bu Sumirtuk menyesali perbuatannya, bu sumirtuk meminta maaf kepada pihak kepolisian dan masyarakat karena telah membuat laporan palsu,
" saya melakukan semua itu karena bingung, saya punya hutang 10 juta, saya menyesal memohon maaf, tidak akan mengulangi lagi," ucapnya. (Lil)
0 Comments