Peringati Hari Satri Nasional Ke 5 Kabupaten Jember Gelar Apel Santri di Alun - Alun Kota


Prioritasonline.com.jember.
Dalam rangka Hari Santri Nasional ( HSN) ke 5 tahun 1441 H / 2019 memgusung tema " Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia ", Kabupaten Jember menggelar Apel Santri di Alun - Alun Jember, yang diikuti oleh 3000 santri dari berbagai ponpes dengan Inspektur upacara Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Muqit Arief, dilanjutkan dengan pemberian beasiswa santri dan dilanjutkan dengan kirab santri. (22/10/2019)

Tanggal 22 Oktober merupakan tanggal yang ditetapkan Presiden Joko Widodo untuk peringatan HSN sesuai Kepres No. 22 tahun 2015, yakni pencetusan resolusi jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Terkait HSN wakil Bupati Drs. KH. Muqit Arief mengatakan,
" santri sebagai  bagian dari bangsa ini harus berkontribusi secara kongkrit dan aktif dalam rangka untuk mengantarkan Indonesia khususnya, bahkan ke pentas internadional untuk menjadi pelopor dakam rangka mengantarkan perdamaian dunia," ujar Wabup.

Berbicara santri, tak lepas dari salah satu lembaga yang cukup berperan dalam pengembangannya, yakni pondok pesantren, yang_ sekaligus menjadi laboratorium yang berperan untuk menggodok mental dan pendidikan santri untuk tujuan  ukhuwah dan perdamaian, menciptakan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang ramah dan moderat dalam beragama.

Disebut sebagai laboratorium perdamaian, karena pesantren memupuk jiwa santri untuk menumbuhkan kesadaran har_ moni beragama dan berbangsa. Hal ini terbukti dengan kecintaan santri terhadap tanah air tidak pernah pudar, karena ada konsep yang selalu dipegang teguh, yakni hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air sebagian dari iman.
Kemudian metode mengaji dan mengkaji, dan santri juga diajarkan untuk khidmah (pengabdian) yang merupakan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam etika beragama.

Selain itu, santri juga mendapat pendidikan kemandirian dan gerakan komunitas seperti sastra kesenian yang tumbuh subur di pesantren. Dari pesantren juga muncul tradisi diskusi dan dialog yang merupakan ruh dari demokrasi. Tak kalah pentingnya pula, dari pesantren juga muncul khazanah kearifan lokal yang menjadi ruang kondusif untuk menjaga lokalitas di tengah arus jaman yang semakin pragmatis.

" Di pesantren itu sudah terbiasa  dengan berbagai strata sosial yang kaya yang miskin, mereka berbeda pendapat sudah terbiasa kemudian lebih penting lagi adalah saat itu sudah dibiasakan hidup mandiri di dalam kehidupan sehari-hari mereka jauh dari keluarga jauh dari orang tua, Segala persoalan yang dihadapi itu mereka selesaikan sendiri," ucap Wabup,

Program Pemkab Jember untuk para santri, ada beberapa antara lain,
" Bahwa santri-santri yang berprestasi itu kami kawal, wabup menuturkan, nanti akan kami kawal kalau misalnya lulusan STP untuk untuk masuk di SLTA,  berbagai  tingkatan SLTA yang ada di Kabupaten Jember tanpa memperhatikan zonasi dan juga semuanya akan di biayai oleh Pemkab Jember,  kemudian yang sudah lulus SLTA, kami kawal sampai  S3,  termasuk juga pemberian bantuan ke pondok pesantren, program pesantren sehat   seperti  pembangunan MCK kemudian sanitasi dan sebagainya, ada program pesantren terang di mana jalan yang menuju Pesantren itu, kita pasang penerangan jalan umum (PJU)," tutupnya.

Pesantren merupakan lembaga penanaman spiritual, bukan sekedar soal fiqih saja, melainkan banyak pula yang melatih untuk tazkiatunnafs atau proses pembersihan hati.

Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR menyampaikan rasa syukurnya karena dalam peringatan HSN 2019 ini telah terbit UU no 18 th 2019 tentang pesantren, yang pada intinya pesantren bukan sekedar sebagai lembaga pendidikan saja, namun memiliki peran dakwah dan pengabdian masyarakat.
" Negara bakal hadir untuk memberikan fungsi rekognisi, afirmasi dan fasilitasi  dengan tetap menjaga kemandirian dan kekhasan pesantren," tandasnya. ( M.lil )

Post a Comment

0 Comments